Sunday, May 10, 2009

Mau Nyontreng di Pilpres, Pastikan Nama Anda Ada di Daftar Pemilih Tetap

Teman2 ikut Nyontreng di Pemilu Legislatif 9 April 2009 yang lalu? Bila ikut, jangan terlalu yakin bahwa nama anda pasti tetap ada di Daftar Pemilih Tetap untuk Pemilu Pilpres 8 Juli 2009 yang akan datang lhooo... he3x. Dan terutama bila teman2 gak ikutan nyontreng pada Pemilu Legislatif yang lalu karena gak dapat undangan untuk memilih, ada baiknya memperhatikan SMS dari KPU yang saya -- dan mungkin jutaan orang lain juga sudah terima-- berikut ini:

PEMILU PRESIDEN 8 JULI 2009. PASTIKAN ANDA TERDAFTAR PADA DPS. SEGERA CEK KE PPS DI KELURAHAN ATAU RT/RW S/D 10 MEI 2009. CEK KEMBALI PADA 11-17 MEI 2009

Layaknya sebuah SMS -- short message services -- pesan dari KPU itu singkat dan padat banget, serta yakin bahwa semua orang mengerti apa itu DPS dan PPS he3. Harusnya sih ngerti wong istilah2 itu sudah lalu lalang di pemberitaan... walau jujur2 saya sendiri lupa-lupa ingat dan cuma tebak2 aja apa kepanjangan PPS.. xixixi.

Anyway, daripada nanti kita ngomel2 bahwa hak pilih kita dikebiri, sekarang saatnya kita proaktif memperjuangkan hak pilih kita. Yuk sempatkan diri mampir di Kelurahan atau RT/RW dalam perjalanan anda pulang atau pergi dari dan ke kantor/kuliah/ke rumah pacar/nonton/ke pasar dan lain-lain. Memang gak menjamin juga sih, tapi kalau sudah kita kerjakan kan kalo mau protes keras nantinya lebih enak... hi3x KPU juga gak bisa lagi mempersalahkan. Masih ada waktu, jangan mencontoh saya yang belum juga ke kelurahan karena sibuk memberi dukungan pada calon jawara Tukang Nggame dan Sulumits Retsambew master.. (he3x .. semua pserta kan calon jawara.. ya gak? ).

So, jangan tunda-tunda untuk segera mampir ke kelurahan atau RT/RW, sehingga kita semua bisa ikut nyontreng untuk memenangkan pasangan Capres/Cawapres SBY pilihan kita di Pemilu Presiden yang akan datang.

Thursday, April 30, 2009

MENJADI PEMILIH YANG BIJAK DAN CERDAS

Berdasarkan pengalaman Pemilu Legislatif yang lalu, sama-sama kita ketahui bahwa Pemilu 2009 menuntut pemilih untuk lebih cerdas menggunakan haknya dengan dasar pengetahuan yang cukup. Mulai sejak apakah nama kita termasuk dalam DPT alias Daftar Pemilih Tetap? Berapakah jumlah partai peserta pemilu, siapa kah wakil2 kita di parlemen nanti? Bagaimana cara memilih bila "mencoblos" tak lagi merupakan cara memilih?

Dan sudah sama2 kita ketahuii pula bahwa kekisruhan yang menyangkut penyusunan, sosialisasi dan penerapan hal-hal yang baru saja kita sebut, menjadi batu sandungan yang berbahaya bagi kelancaran demokrasi. Sekarang ini, bukan hanya masalah-masalah tersebut yang digosipkan, namun lebih menentukan siapa yang akan mewakili menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

Realita politik memperlihatkan bahwa apa saja mungkin terjadi, mereka yang dulu berseberangan sekarang berangkulan, entah untuk dan atas nama kepentingan siapa. Semua mengklaim bahwa mereka lah yang akan membawa masyarakat Indonesia kepada kejayaan.

Aahh.. Jadi, bila tak ingin kita bagai memilih kucing dalam karung pada Pemilu Damai Indonesia 2009 , maka jangan ragu bertanya:
** apakah nama saya sudah terdaftar di DPT
** bagaimana cara memilih/meggunakan hak pilih
** bagaimana tanda suara yang bertanda
** kapankah dilaksanakannya.
** siapa calom pemimpin kita,

Wednesday, April 29, 2009

Pemenang Yang Kesepian




Bahasa kerennya: The Lonely "Winner". Masih dengan tanda kutip, karena memang belum ada pengumuman resmi KPU mengenai hasil Pemilu 2009. Namun hasil "Quick Count" dan data sementara KPU menunjukkan bahwa Partai Demokrat 'leading' dengan angka perolehan sekitar 20%. Nyatanya angka yang relatif jauh meninggalkan partai lainnya itu tak membuat Partai Demokrat -- dalam hal ini SBY bisa "hidup tenang".

Utamanya setelah SBY mengemukakan "persyaratan" utnuk menjadi kawan duetnya 5 tahun kedepan. Segera saja butir2 yang ditawarkan SBY itu mengundang beragam interprestasi dan reaksi. Yang paling jelas adalah tohokan dari partner kerjanya selama hampir 5 tahun : partai Golkar (baca: JK) memilih untuk "berpindah kelain hati" alias "bercerai" dan tak bersama lagi sesudah Pemilu Capres 2009 . Suhu politik memanas dan peta politik berubah dari hari ke hari dengan cepatnya. Bahkan , tak jarang pihak-pihak yang terlibat saling melemparkan tudingan yang entah diarahkan kepada siapa.


Konon, saat ini 'pergolakan' itu telah menemukan suatu bentuk baru : The Grand Coalition... koalisi besar. Koalisi besar itu hanya menyisakan Partai Demokrat dan PKS yang telah menegaskan dukungannya, dan PPP serta PAN yang masih berada di area "abu2". Aneh memang, walau dengan alasan : koalisi untuk membangun pemerintahan yang kuat, yang terjadi sekarang adalah "mari bersama-sama menghadapi demokrat".

Pemilihan Presiden memang tak tergantung pada dukungan DPR/ MPR. Rakyat yang akan menentukan. Mereka yang memilih partai2 annggota The Grand Coalition belum tentu dengan serta merta memilih Capres dari partai pilihannya. Dan kalaupun pada akhirnya Indonesia memilih SBY sebagai Presiden RI berikutnya, pemerintahan amat mungkin selalu harus menghadapi "oposisi" dari Grand Coalition di Parlemen.

SBY, akan menjadi Pemenang Yang Kesepian -- The Lonely Winner.

Dan sekali lagi, ucapan salah seorang pengurus partai bermoncong putih patut disimak baik2:

"Dalam politik itu, yang tidak mungkin cuma makan kepala sendiri,"


Semoga
Kampanye Damai Pemilihan Umum 2009 untuk Capres-Cawapres y.a.d. akan berlangsung damai.