Thursday, April 30, 2009

MENJADI PEMILIH YANG BIJAK DAN CERDAS

Berdasarkan pengalaman Pemilu Legislatif yang lalu, sama-sama kita ketahui bahwa Pemilu 2009 menuntut pemilih untuk lebih cerdas menggunakan haknya dengan dasar pengetahuan yang cukup. Mulai sejak apakah nama kita termasuk dalam DPT alias Daftar Pemilih Tetap? Berapakah jumlah partai peserta pemilu, siapa kah wakil2 kita di parlemen nanti? Bagaimana cara memilih bila "mencoblos" tak lagi merupakan cara memilih?

Dan sudah sama2 kita ketahuii pula bahwa kekisruhan yang menyangkut penyusunan, sosialisasi dan penerapan hal-hal yang baru saja kita sebut, menjadi batu sandungan yang berbahaya bagi kelancaran demokrasi. Sekarang ini, bukan hanya masalah-masalah tersebut yang digosipkan, namun lebih menentukan siapa yang akan mewakili menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

Realita politik memperlihatkan bahwa apa saja mungkin terjadi, mereka yang dulu berseberangan sekarang berangkulan, entah untuk dan atas nama kepentingan siapa. Semua mengklaim bahwa mereka lah yang akan membawa masyarakat Indonesia kepada kejayaan.

Aahh.. Jadi, bila tak ingin kita bagai memilih kucing dalam karung pada Pemilu Damai Indonesia 2009 , maka jangan ragu bertanya:
** apakah nama saya sudah terdaftar di DPT
** bagaimana cara memilih/meggunakan hak pilih
** bagaimana tanda suara yang bertanda
** kapankah dilaksanakannya.
** siapa calom pemimpin kita,

Wednesday, April 29, 2009

Pemenang Yang Kesepian




Bahasa kerennya: The Lonely "Winner". Masih dengan tanda kutip, karena memang belum ada pengumuman resmi KPU mengenai hasil Pemilu 2009. Namun hasil "Quick Count" dan data sementara KPU menunjukkan bahwa Partai Demokrat 'leading' dengan angka perolehan sekitar 20%. Nyatanya angka yang relatif jauh meninggalkan partai lainnya itu tak membuat Partai Demokrat -- dalam hal ini SBY bisa "hidup tenang".

Utamanya setelah SBY mengemukakan "persyaratan" utnuk menjadi kawan duetnya 5 tahun kedepan. Segera saja butir2 yang ditawarkan SBY itu mengundang beragam interprestasi dan reaksi. Yang paling jelas adalah tohokan dari partner kerjanya selama hampir 5 tahun : partai Golkar (baca: JK) memilih untuk "berpindah kelain hati" alias "bercerai" dan tak bersama lagi sesudah Pemilu Capres 2009 . Suhu politik memanas dan peta politik berubah dari hari ke hari dengan cepatnya. Bahkan , tak jarang pihak-pihak yang terlibat saling melemparkan tudingan yang entah diarahkan kepada siapa.


Konon, saat ini 'pergolakan' itu telah menemukan suatu bentuk baru : The Grand Coalition... koalisi besar. Koalisi besar itu hanya menyisakan Partai Demokrat dan PKS yang telah menegaskan dukungannya, dan PPP serta PAN yang masih berada di area "abu2". Aneh memang, walau dengan alasan : koalisi untuk membangun pemerintahan yang kuat, yang terjadi sekarang adalah "mari bersama-sama menghadapi demokrat".

Pemilihan Presiden memang tak tergantung pada dukungan DPR/ MPR. Rakyat yang akan menentukan. Mereka yang memilih partai2 annggota The Grand Coalition belum tentu dengan serta merta memilih Capres dari partai pilihannya. Dan kalaupun pada akhirnya Indonesia memilih SBY sebagai Presiden RI berikutnya, pemerintahan amat mungkin selalu harus menghadapi "oposisi" dari Grand Coalition di Parlemen.

SBY, akan menjadi Pemenang Yang Kesepian -- The Lonely Winner.

Dan sekali lagi, ucapan salah seorang pengurus partai bermoncong putih patut disimak baik2:

"Dalam politik itu, yang tidak mungkin cuma makan kepala sendiri,"


Semoga
Kampanye Damai Pemilihan Umum 2009 untuk Capres-Cawapres y.a.d. akan berlangsung damai.

Tuesday, April 28, 2009

SELINGKUH POLITIK

Jaman memang telah berubah. Bila sebelumnya perselingkuhan adalah hal yang selalu disembunyikan, sekarang nampaknya akan ada "tren" baru. Tak ada angin tak ada hujan (eh ada gak yaa ihikhik ) awal April lalu seorang Alice Norin, (artis cantik pendukung film "Ketika Cinta Bertasbih) atas nama "kejujuran" blak-blakan memberi pengakuan publik tentang perselingkuhannya dengan Agus Lesmono Sudwikatmono. Menurut Alice, suaminya DJ Riri, meskipun pada awalnya marah besar dan sempat mengucapkan kata cerai, kemudian menyikapi perselingkuhannya tersebut dengan "amat dewasa"

Tak lama sesudahnya, beberapa hari setelah Kampanye Damai Pemilu 2009 berakhir, publik sempat terhenyak sesaat (sesaat aja laaah ya) ketika ditengah siang bolong Partai Golkar dengan lantangnya menyatakan pindah ke lain hati batal berkoalisi dengan Partai Demokrat. SBY - JK bercerai? Bagi sebagian masyarakat kenyataan ini mematahkan hati harapan mereka. Sebagian lagi tertawa lebar, karenaterbuka luas kemungkinan untuk bersaing dalam pemilihan Capres secara lebih ketat dengan SBY. JK, yang sempat "bolos" dari rapat kabinet, kemudian terang2xan melakukan "kencan politik" dengan Megawati, Wiranto, dan Prabowo (alamaaaak....)

Entah siapa yang lebih terkejut, DJ Riri ataukah SBY? Yang pasti, diselingkuhi pasti gak enak. Dan konon, menurut seorang psikolog konsultan perkawinan, perselingkuan biasanya dipicu tiga hal, yaitu: "kurangnya kepuasan terhadap kebutuhan batin, finansial atau seksual" .. Nah loh ihikhik
Kalau selingkuh politik, apa ya pemicunya ihikhik

Kita doakan saja, semoga yang berselingkuh dan diselingkuhi bisa saling belajar dari kekurangan masing-masing, dapat saling memahami lebih baik dan yang paling utama: bisa saling memaafkan.

Salam Damai.
Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009.

Thursday, April 23, 2009

SBY - JK BERCERAI



Judul itu saya "curi" dari headline harian KOMPAS. Lucu judulnya. Mirip dengan judul yang biasa ditulis besar-besar oleh tabloid gosip infotainment ihikhik

Judul itu sejatinya bermakna: Golkar ceraikan Demokrat.. ooops.. sama aja ya, masih seperti judul infotainment ihikhik . Mungkin lebih tepat: Golkar-Demokrat batal berkoalisi, atau Golkar-Demokrat pecah kongsi. Konon, hal ini karena Golkar-Demokrat tidak mencapai titik temu untuk membangun koalisi, yang lebih jauh berarti kedua partai tersebut siap bertarung di kancah contreng memilih presiden Pemilu 2009.

"Perceraian" itu diumumkan kepada publik oleh Sekjen Partai Golkar Rabu siang kemarin. Konon, Golkar kecewa karena Demokrat "mengambangkan" rencana koalisi tersebut. Dan pada malam harinya Partai Demokrat melakukan klarifikasi bahwa pada dasarnya dari pertemuan team negosiasi kedua partai, telah disetujui semua point dalam draft koalisi, kecuali point mengenai Capres dan Wapres, khususnya mengenai jumlah bakal capres yang diajukan Golkar untuk mendampingi SBY yang pasti sebagai Capres dari Demokrat. Mungkinkan faktor ini yang ditangkap Golkar sebagai "penolakan" oleh Demokrat? Salah seorang ketua DPD menyatakan mendukung keputusan DPP Golkar tesebut, yang dinilai tepat untuk menunjukkan MARTABAT PARTAI. Wooow.. martabat partai!!!! gatai

Membaca ini saya jadi teringat jargon populer dalam dunia perpolitikan, bahwa : " tak ada kawan dan lawan abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi".
Pertanyaannya: kepentingan siapa??

Sampai disini, ke-oneng-an saya gak memungkinkan saya untuk berpikir lebih jauh lagi. Saya cuma mampu berharap Kampanye Damai Pemilu 2009 menyongsong pemilihan Presiden di bulan Juli mendatang akan berjalan lebih damai, tertib dan tak akan ada pemboikotan dari pihak manapun.

Saya juga berharap bisa terhibur melihat hal yang lucu-lucu, salah satunya adalah jawaban Sekjen PDIP Pramono Anung ketika ditanyakan adakah kemungkinan JK akan dirangkul sebagai cawapres Megawati. Jawabannya:

"Dalam politik itu, yang tidak mungkin cuma makan kepala sendiri,"

jawabnya lantas tertawa**


Peace, maaan.
Salam Damai !

**sumber:sumatera-ekspress-online

Wednesday, April 22, 2009

CALEG.. OH.. CALEG


Number One Choice .. Amanah ..Adil & Jujur....Anti Korupsi...Smart .. Gaul .. Keren.. Rajing Menabung, Rajin Membantu Ibu di Rumah.. dan lain lain dan lain lain...

Begitulah kata-kata indah yang tertulis pada spanduk2/baliho Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 para Caleg lengkap dengan foto terbaiknya yang bertebaran disetiap sudut strategis kota dan desa. Dan semua tampak penuh percaya diri. Ada yang berpakaian seolah superman, dan ada yang berlagak seolah atlet tinju Muhammad Ali. Namun dua pekan pasca pelaksanaan Pemilu 2009guna memilih Calon Anggota Legislatif, situasi mulai berubah 180 derajat. Banyak calon anggota legislatif yang mengalami stress akibat perolehan suaranya tak sesuai dengan harapan ataupun targetnya.

Bila sebelumnya mereka tampak 'jaim' maka sekarang yang tampak malah beragam perilaku aneh. Dan beragam cerita lucu pun mulai beredar. Entah benar atau hanya kabar burung, dikatakan ada para caleg yang menarik kembali sumbangannyaa, misalnya yang berupa karpet untuk masjid, sampai penerangan/ tiang listrik. Ada juga yang berubah menjadi pemurung atau malah menjadi anarkis menganiaya kerabatnya sampai yang bunuh diri disebuah gubuk sawah.

Tak pasti apa penyebabnya, namun diduga semua "perilaku aneh" itu timbul akibat para caleg tersebut tak siap menerima kekalahan. Sebagian lain karena kehilangan harta benda yang telah dipertaruhkan demi keterpilihannya. Walaupun sebagain besar masih dalam tahap dini, yaitu tahap penyesuaian dengan keadaan/ penyangkalan dan belum sampai pada gangguan jiwa.

Sesungguhnya hal ini tak perlu terjadi, bila setiap caleg memahami konsekuensi-konsekuensi yang bakal mereka hadapi keteka memutuskan menjadi Caleg: bagaimana bila mereka menang, dan bagaimana jika kalah.

Sayangnya, kelihatannya para Caleg tersebut hanya membayangkan kemudahan dan kenikmatan yang akan mereka terima bila berhasil. Mereka yang melakukan "politik uang" yang dikemas dalam berbagai cara yang manis, yakin bahwa semua itu akan mampu 'membeli' suara dan pada gilirannya akan mampu mengembalikan modal besar yang telah mereka keluarkan. Mereka lupa, bahwa masyarakat pemilih sudah amat hafal dengan kalimat: " terima uangnya/sembakonya .. jangan pilih partainya/orangnya!!!"

Sungguh miris melihat keadaan para Caleg gagal pada Pemilu 2009 tersebut.
Namun lebih miris lagi bila rakyat harus memiliki wakil yang bermental lembek dan tak berintegritas seperti itu.